PROBOLINGGO, 20 SEPTEMBER 2025
Surabayasatu,net - Di bawah terik matahari Probolinggo, Sabtu (20/9), sebuah pemandangan langka terhampar. Ratusan pasang tangan, dari berbagai latar belakang, bersatu padu.
Bukan untuk berunjuk rasa, melainkan untuk sebuah misi yang jauh lebih mulia, mengembalikan nafas pada Sungai Legundi, melalui “Gerakan Gotong Royong Bersih-Bersih Sungai” di Kabupaten Probolinggo.
Tangan-tangan itu berasal dari para pelajar yang penuh semangat, mahasiswa dengan idealismenya, pasukan TNI yang tegap, anggota Pramuka yang sigap, hingga komunitas peduli lingkungan yang tulus.
Mereka semua hadir, bahu-membahu, dipimpin langsung oleh sosok inspiratif, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang ikut turun ke Sungai Legundi.
Apel “Gerakan Gotong Royong Bersih-Bersih Sungai” di halaman RSUD Ar Rozy bukanlah sekadar seremoni. Ini adalah bagian dari peringatan World Cleanup Day (WCD) 2025, sebuah gerakan global yang menyatukan jutaan relawan dari 200 negara lebih. Sebuah pesan universal yang kini bergema di Probolinggo.
“Kalau kita ingin Indonesia benar-benar bersih sampah pada 2029, maka langkah-langkah strategis harus dimulai dari sekarang,” tegas Khofifah dihadapan peserta apel.
Suaranya lantang, Gubernur menanamkan sebuah visi Indonesia Bersih 2029. Visi ini bukan isapan jempol belaka, tapi sebuah peta jalan yang ambisius, dengan target 60% sampah terkelola di 2026, hingga 100% di 2029.
Seusai apel, Khofifah tak ragu turun tangan. Tanpa canggung, ia membaur bersama warga. Tangannya langsung mengambil kantong plastik besar, memungut sampah, dan mencabut tumbuhan liar yang menyumbat aliran sungai. Ia mencontohkan, bukan sekadar memerintah.
“Ayo, kalau kita bersatu, sungai ini bisa kembali bersih!” serunya, menyemangati setiap orang yang beraksi di sampingnya. Kata-katanya sederhana, namun mengandung kekuatan luar biasa.
Suasana kebersamaan itu terasa sangat nyata. Di tengah lumpur dan tumpukan sampah, tawa dan semangat saling berpadu. Wajah-wajah yang belepotan kotoran sungai tak menyurutkan senyum. Mereka bukan sekadar membersihkan sungai, tapi sedang menorehkan sejarah kecil, tentang kebersamaan dan kepedulian.***SO